Sebuah artikel di majalah Psychology Today, dengan judul ‘What’s Troubling Americans’, menyebutkan bahwa berdasarkan penelitian terhadap ratusan ribu orang Amerika berusia dibawah 65 tahun, ditemukan bahwa gangguan kesehatan mental sedang meningkat, bahkan ketika cacat fisik justru sedang menurun.
Tingkat gangguan kesehatan mental meningkat dari 2% (populasi bukan-orangtua di tahun 1997) menjadi 2.7% (di tahun 2009). Ramin Mojtabai, seorang psikiater di John Hopkins, mengatakan orang Amerika mulai memahami bahwa distres (tekanan) psikis dapat melemahkan tubuh dan gangguan ringan seperti depresi dan kecemasan seringkali diiringi gejala fisik.
David Chambers, seorang peneliti di National Institute of Mental Health, menekankan dibutuhkannya perawatan kesehatan yang terintegrasi, sehingga pasien yang mengunjungi dokter, misalnya dengan keluhan migraines, juga memperoleh perawatan untuk depresi yang mungkin menjadi penyebabnya.
Meningkatnya gangguan kesehatan mental yang dilaporkan sendiri oleh pasien, bisa jadi bukan merupakan sebuat tren yang terus meningkat, namun bisa jadi merupakan peningkatan sementara yang diciptakan oleh suksesnya kampanye kesadaran akan kesehatan mental.
***
Bagaimana dengan di Indonesia? Menurut saya, bagaimanapun juga, di Indonesia mengalami hal yang sama, hanya saja masih berada dibelakang Amerika. Artinya, kesadaran masyarakat Indonesia akan kesehatan mental masih telihat minim. Amerika saja baru meningkat toh, apalagi Indonesia… ‘baru akan mau’ meningkat ya kayaknya…
Seperti disebutkan pada artikel di atas, bahwa semakin adanya kesadaran akan kesehatan mental pada masyarakat, bisa jadi kasus gangguan kesehatan mental akan meningkat. Artinya bisa jadi menganggap bahwa semakin banyak ‘orang gila’ di Indonesia ini.
Sudah siapkah kita?