Selingkuh merupakan hal yang salah dalam suatu hubungan, namun semakin hari rasanya
semakin tidak heran lagi kita mendengar kalau ada pasangan yang selingkuh, baik itu di media
maupun kehidupan asli. Namun tahukah kamu, kalau selingkuh itu tidak melulu hanya secara
fisik? Selingkuh bisa juga bersifat emosional loh! Dan, selingkuh tipe ini, juga tidak kalah
seringnya terjadi!
Apa itu selingkuh emosional?
Selingkuh emosional biasanya disebut sebagai emotional affairs, merupakan perbuatan
selingkuh dalam level yang tidak tampak, yaitu pikiran dan perasaan. Orang yang selingkuh
secara emosional punya perasaan dan pikiran tentang orang lain yang tak ia akui terhadap
dirinya dan pasangannya.
Berbeda dengan selingkuh fisik, selingkuh secara emosional bahkan sebetulnya lebih sering dilakukan loh! Sebuah survei oleh Couples Therapy Inc bahkan menemukan bahwa ada sekitar 35% pasangan yang mengaku mereka pernah selingkuh secara emosional. Sementara hanya sekitar 20% yang pernah selingkuh melibatkan fisik.
Perbedaan dan persamaan dengan selingkuh fisik
Selingkuh emosional tidak melibatkan, atau belum melibatkan perbuatan fisik, seperti
gandengan tangan, ciuman, atau berhubungan seksual. Namun, energi untuk melakukan ini
biasanya disalurkan melalui kata-kata, baik dalam pesan teks maupun obrolan langsung.
Misalnya, mungkin seseorang yang selingkuh bisa kerap memikirkan orang lain yang ia sedang
dekati. Kemudian, ia curhat tentang pasangannya ke orang tersebut. Ia juga berbagi dan lebih
terbuka dengan selingkuhannya ketimbang pasangannya. Ia meyakinkan diri karena tidak ada
hubungan seksual, maka ini bukan selingkuh sebenarnya. Hanya ‘teman’.
Apakah lebih baik atau mendingan dari selingkuh secara fisik? Selingkuh fisik tidak selalu
melibatkan emosi. Namun, selingkuh secara emosional tidak jarang berujung pada fisik loh!
Tentu saja juga akan mengganggu hubungan, karena pasti akan menimbulkan kecurigaan,
perasaan insecure, dan ketakutan kepada pasangan.
Anehnya, orang yang selingkuh secara emosional biasanya tak merasa bersalah. Hanya
‘teman’, pembelaannya. Namun, curhatan dan gerak gerik selingkuh emosionalnya malah takut
ketahuan dan disembunyikan.
Bagaimana kita bisa mencegah selingkuh secara emosional
Nah, ini merupakan pertanyaan yang sulit dijawab, karena setiap kasus orang berbeda-beda.
Namun ada satu hal yang ingin saya sampaikan di sini, yaitu introspeksi. Coba tinjau kembali
apa yang terjadi pada hubunganmu dengan pasangan. Apakah ada celah atau jarak yang bisa
membuat orang lain masuk?
Introspeksi diri dan pasangan juga, seberapa tinggi tingkat saling percaya kalian? Apakah salah satu pihak selalu
curiga dan melarang berhubungan sosial? Apakah batasan dan kebebasan pertemanan dan
sosialisasi tidak dibicarakan dari awal?
Penting banget untuk ngomong perihal seperti ini seawal mungkin bersama pasangan, agar
sama-sama punya ekspektasi tentang bagaimana gaya bersosialisasi masing-masing. Intinya,
jangan sampai ada yang diupayakan untuk disembunyikan, terutama ketika berinteraksi dengan
orang lain, agar tidak memicu konflik. Jujur dan terbukalah selalu.
Selingkuh secara emosional merupakan hal yang sulit kita identifikasi. Bahkan, terkadang kita
bisa sedang selingkuh secara emosional namun tak tahu kita sedang melakukannya. Jangan
sampai tiba-tiba kamu dan pasangan sudah terlalu menjauh, dan lebih dekat pada pihak ketiga.
Selingkuh emosional, pada akhirnya, sama parahnya dengan selingkuh secara fisik.